Sri Mulyani: Baru Pertama Kali Saya Alami Harga Minyak Sampai Negatif
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengutarakan, wabah Covid-19 sudah membuat bermacam pasar global alami guncangan mengagumkan semenjak bulan Maret kemarin. Tidak cuma Indonesia, beberapa negara maju seperti Inggris terjerumus karena wabah yang sudah menyebar sepanjang nyaris setahun ini.
cabang ilmu yang membantu menangani penyakit pada lansia
"Menteri Keuangan Inggris dalam Parlemen Inggris mereka menjelaskan mereka hadapi keadaan ekonomi terjelek dalam 300 tahun akhir," kata Sri Mulyani pada acara Wabah dan Keberlanjutan Reformasi Pajak, Selasa tempo hari (8/12).
Ia meneruskan, salah satunya pasar yang terbuncang lumayan hebat yakni pasar minyak mentah. Diakuinya kaget, karena sepanjang ia memegang selaku Menteri Keuangan bahkan juga sejak ia hidup, baru kali berikut harga minyak yang dipasarkan negatif.
"Bahkan juga harga minyak jika masih ingat sempat 2 hari alami harga negatif, seumur saya jadi menteri atau profesional ekonom tidak pernah kita alami negative price. Naik kerap, volatile iya, tetapi negatif baru pertamanya kali dalam kehidupan saya," paparnya.
Ia menerangkan, pengurangan mencolok harga minyak mentah WTI ini dipacu oleh pengurangan kebutuhan pasar karena wabah virus corona. Semenjak NYMEX buka perdagangan minyak berjangka pada 1983 lalu, keadaan ini membuat minyak di perdagangan pada harga paling rendah.
Sama seperti yang dijumpai, di bulan April lalu harga minyak sempat sentuh angka negatif. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) referensi West Texas Intermediate (WTI) jeblok sampai ke bawah US$0 atau jadi minus US$37,63 per barel pada Senin (20/4) kemarin.
Bukan itu saja, Sri Mulyani harus juga mengaku jika wabah Covid-19 ini sudah membuat modal asing keluar dengan deras dari pasar lokal. Pucuknya berlangsung di bulan April kemarin. Dalam seminggu, ia menulis, arus modal yang keluar sebesar Rp124 triliun di semua pasar modal.
"Investor cemas dan mengalihkan uangnya dari pasar berkembang seperti Indonesia ke negara yang dipandang lebih aman atau ke instrumen safe heaven," katanya.
Harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) November 2020 naik sebesar USD 2,60 per barel dari Oktober 2020 sebesar USD 38,07 per barel, jadi USD 40,67 per barel. Salah satunya pemicunya ialah kepercayaan diri penemuan vaksin Covid-19.
Penentuan harga ICP ini tertera dalam Kepmen ESDM Nomor 239 K/13/MEM/2020, diambil dari situs sah Ditjen Migas, Rabu (9/12/2020). Payung hukum itu memutuskan ICP SLC bulan November 2020 alami kenaikan sebesar USD 3,16 per barel dari USD 39,64 per barel jadi USD 42,80 per barel.
Kenaikan harga minyak mentah Indonesia karena membaiknya keadaan keinginan minyak di teritori Asia Pasifik.
Pemicu lain ialah perubahan harga rerata minyak mentah khusus di pasar internasional pada November 2020 dibanding Oktober 2020 yang alami peningkatan, keadaan ini berasal dari faktor-faktor, yakni hasil penyeleksian Presiden Amerika Serikat yang berpengaruh pada sentimen positif untuk beberapa investor.
Kenaikan harga minyak dikuasai kepercayaan diri pasar sesudah info perubahan vaksin Covid-19 oleh beberapa produser vaksin, yang mengakui bisa capai efficacy rate di atas 90 % dan kepercayaan diri pasar pada penyeluncuran paket stimulan ekonomi oleh Amerika Serikat.
Disamping itu, berdasar laporan EIA, Pengurangan Stock Distillate di Amerika Serikat sepanjang November 2020 yakni jadi 142,6 juta barel dibanding masa yang serupa pada bulan awalnya sejumlah 156,2 juta barel dan adalah stock paling rendah semenjak bulan April 2020.
Kenaikan harga minyak mentah di pasar internasional dikuasai laporan OPEC bulan November 2020, yakni prediksi supply minyak mentah dari beberapa negara Non OPEC lebih rendah dari prediksi bulan awalnya, untuk triwulan 3 turun 0,05 juta barel /hari, triwulan 4 turun 0,17 juta barel /hari dan untuk tahun 2020 turun 0,06 juta barel /hari.
Tren peningkatan margin kilang pada sebagian besar kilang di Dunia, khususnya untuk kilang di daerah Eropa, Asia dan Amerika.
Prediksi perkembangan ekonomi untuk tahun 2020 di Amerika, Brazil dan Beberapa negara teritori Eropa semakin tinggi dibanding prediksi pada publisitas awalnya.
Harga minyak tertekan sebab pengakuan FBI yang akan menginvestasi lebih dalam surat elektronik dari calon presiden AS, Hillary Clinton.